PASIRKALIKI - Wali Kota
Cimahi, Hj. Atty Suharti mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada
terhadap serangan demam berdarah dengue (DBD), mengingat kasus DBD di
Kota Cimahi masih relatif tinggi. Karena itu, wali kota meminta warga
untuk tetap menggalakkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Hal itu diungkapkan Wali Kota Hj. Atty Suharti didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr. Fitri Manan, M.K.M. saat melakukan kunjungan bina lingkungan (binwil) pemantauan pemberantasan jentik nyamuk DBD di RW O8 Kelurahan Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat (4/10).
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir sejumlah pejabat SOPD terkait lainnya seperti dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kantor Lingkungan Hidup, camat, serta lurah setempat.
Dalam kesempatan tersebut, wali kota juga menghimbau masyarakat untuk menjaga dan memelihara sanitasi. Karena jika tidak dipelihara dengan baik, bisa menjadi potensi perkembangbiakan nyamuk DBD. "Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus tetap digalakan, karena kalau sudah ada jentik nyamuk (DBD, red) bisa menyebar," pesannya.
Sekretaris Dinkes, Fitriani Manan menambahkan, kunjungan ke RW 08 Kelurahan Pasirkaliki dilakukan karena di RW tersebut terjadi peningkatan kasus DBD pada Agustus lalu. Selain itu, di RW tersebut juga ada kasus cikungunnya. Menurutnya, dalam dua bulan terakhir sebanyak lima warga terserang cikungunya. "Meski kondisinya sudah membaik, dikhawatirkan ada penularan," katanya.
Penularan chikungunya, lanjutnya, sangat memungkinkan yaitu melalui nyamuk jika ada warga yang positif chikungunya. Apalagi tidak menutup kemungkinan korban chikungunya ada yang dirawat di rumah sakit luar Kota Cimahi, sehingga sulit dikontrol karena tidak dilaporkan.
"Memang, saat ini kelima korban sudah membaik. Tapi, penyembuhan chikungunya hingga betul-betul sembuh memerlukan waktu lama," papar Fitri.
Pengaruh cuaca
Diungkapkan Fitri, hingga September 2013, total kasus DBD di Kota Cimahi sebanyak 632 kasus, dan 6 kasus di antaranya meninggal. Namun dari 6 kasus tersebut, satu kasus masih dalam konfirmasi karena dirawat di rumah sakit luar Cimahi.
Meskipun jika dibanding tahun sebelumnya jumlah kasusnya cenderung mengalami sedikit kenaikan, namun DBD tetap harus diwaspadai. Apalagi selain kondisi cuaca yang tidak menentu, juga ada pergeseran puncak kasus DBD.
Jika tahun 2013 puncaknya pada Februari yaitu 117 kasus, sedangkan tahun sebelumnya terjadi pada Juni yaitu sebanyak 119 kasus. Adapun selama tahun 2012, kasus DBD sebanyak 894 kasus dengan 5 di antaranya meninggal. "Dengan perubahan puncak kasus DBD, artinya kasus DBD harus selalu diwaspadai," tandasnya.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Hj. Atty Suharti didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr. Fitri Manan, M.K.M. saat melakukan kunjungan bina lingkungan (binwil) pemantauan pemberantasan jentik nyamuk DBD di RW O8 Kelurahan Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat (4/10).
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir sejumlah pejabat SOPD terkait lainnya seperti dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kantor Lingkungan Hidup, camat, serta lurah setempat.
Dalam kesempatan tersebut, wali kota juga menghimbau masyarakat untuk menjaga dan memelihara sanitasi. Karena jika tidak dipelihara dengan baik, bisa menjadi potensi perkembangbiakan nyamuk DBD. "Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus tetap digalakan, karena kalau sudah ada jentik nyamuk (DBD, red) bisa menyebar," pesannya.
Sekretaris Dinkes, Fitriani Manan menambahkan, kunjungan ke RW 08 Kelurahan Pasirkaliki dilakukan karena di RW tersebut terjadi peningkatan kasus DBD pada Agustus lalu. Selain itu, di RW tersebut juga ada kasus cikungunnya. Menurutnya, dalam dua bulan terakhir sebanyak lima warga terserang cikungunya. "Meski kondisinya sudah membaik, dikhawatirkan ada penularan," katanya.
Penularan chikungunya, lanjutnya, sangat memungkinkan yaitu melalui nyamuk jika ada warga yang positif chikungunya. Apalagi tidak menutup kemungkinan korban chikungunya ada yang dirawat di rumah sakit luar Kota Cimahi, sehingga sulit dikontrol karena tidak dilaporkan.
"Memang, saat ini kelima korban sudah membaik. Tapi, penyembuhan chikungunya hingga betul-betul sembuh memerlukan waktu lama," papar Fitri.
Pengaruh cuaca
Diungkapkan Fitri, hingga September 2013, total kasus DBD di Kota Cimahi sebanyak 632 kasus, dan 6 kasus di antaranya meninggal. Namun dari 6 kasus tersebut, satu kasus masih dalam konfirmasi karena dirawat di rumah sakit luar Cimahi.
Meskipun jika dibanding tahun sebelumnya jumlah kasusnya cenderung mengalami sedikit kenaikan, namun DBD tetap harus diwaspadai. Apalagi selain kondisi cuaca yang tidak menentu, juga ada pergeseran puncak kasus DBD.
Jika tahun 2013 puncaknya pada Februari yaitu 117 kasus, sedangkan tahun sebelumnya terjadi pada Juni yaitu sebanyak 119 kasus. Adapun selama tahun 2012, kasus DBD sebanyak 894 kasus dengan 5 di antaranya meninggal. "Dengan perubahan puncak kasus DBD, artinya kasus DBD harus selalu diwaspadai," tandasnya.