Menurut Yusnan Solihin dari Forum Aktivis Bandung, harapan masyarakat yang membandingkan Emil dengan Jokowi bukan tanpa alasan. Keduanya meraup suara mayoritas dalam pemilukada.
"Tapi Emil punya keuntungan dibanding Jokowi. Sebagai putra daerah, minimal dia (Emil-red.) sudah hapal apa yang bakal dihadapinya saat memimpin Kota Bandung" katanya.
Dia mengayakan, Yusnan memang bukan Jokowi. Namun kesamaan keduanya ada pada komposisi partai penyokong dengan prosentase bukan mayoritas yang bisa "diandalkan" mengawal kebijakan di parlemen. Sandungan Emil adalah posisi dukungan partai di parlemen yang bukan mayoritas.
"Ini akan membuat Emil berhadapan dengan sikap mayoritas dewan yang oposan. Ambil contoh Wali Kota Nur Mahmudi di Depok, Gubernur Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf di tahun pertama pemerintahan mereka, dan terakhir Jokowi-Ahok di Jakarta," katanya.