"Ini kan peralihan wali kota dari Dada Rosada ke Ridwan Kamil. Tipologi keduanya berbeda," ujar Tjetje saat dihubungi "PRLM", Senin (16/9/2013).
Akibatnya, proses penerimaan dari aparatur birokrasi Kota Bandung terhadap pemimpinnya juga berbeda. "Saya menilai Dada tipe birokrat aktivis. Dia birokrat tetapi aktivis di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Golkar," ujarnya.
Sedangkan, Ridwan dinilai Tjetje berlatar belakang teknokrat aktivis.
"Ini harus disikapi hati-hati tapi tenang oleh Ridwan karena dia berasal dari luar lingkung pemkot. Karena dari luar, penerimaan birokrat terhadap Ridwan tak secepat jika dia berasal dari dalam," ucapnya.
Kondisi itu, tutur Tjetje, membuat Ridwan harus melakukan pendekatan sebaik-baiknya kepada aparatur birokrasi Pemkot Bandung.
"Jika tak melakukan pendekatan bisa terjadi ketidakharmonisan dan penolakan diam-diam," ujar Tjetje