Menjadi Penulis Terkenal Melalui Media Masa



Perkembangan tekhnologi informasi yang sangat cepat tentunya juga disertai berkembang luasnya ruang untuk berekspresi bagi siapapun. Dari media massa hingga media sosial seperti Facebook menyediakan ruang untuk setiap orang untuk menuangkan ide dan gagasan.

Semua orang tanpa terkecuali dari golongan manapun, tak terbatas usia dan status sosial semuanya bisa menjadi penulis terkenal lewat media massa maupun media sosial.

Media massa dan media elektronik kini berlomba-lomba membuat ruang khusus untuk masyarakat umum seperti Opini, Gagasan, Wacana, Forum, Surat Pembaca, Suara Mahasiswa, Pendapat Guru, Budaya, Karikatur, Rubrik Foto, Blog, dan lain-lain. Di media sosial seperti Facebook juga terbuka luas ruang berekspresi untuk menuangkan gagasan dan pendapat dengan membuat catatan atau laman Fanspage yang disediakan khusus untuk siapapun yang ingin berbagi hal-hal apa saja, yang bermuatan positif tentunya.

Begitu banyak Harian Umum lokal, nasional, hingga internasional yang menyediakan rubrik opini bagi para pembaca dan masyarakat luas. Harian Jambi Ekspres sebagai contoh media lokal yang menyediakan kolom Opini. Kompas, salah satu media berskala nasional juga menyediakan rubrik opini yang bisa diisi oleh 3-4 penulis yang bisa diisi artikel pendek, dari para penulis dari lintas profesi. Begitupula dengan ratusan media lainnya.

Namun tidaklah mudah bagi kita untuk menghasilkan karya yang baik untuk diterima pembaca dan layak muat di berbagai media tersebut. Ada tahapan tertentu yang harus ditempuh oleh seseorang jika ingin karyanya menjadi karya layak konsumsi dan dimuat di media massa. Seorang penulis harus berani bersaing dengan puluhan bahkan ratusan penulis lainnya. Semuanya membutuhkan proses panjang, kesabaran, ketekunan, dan perjuangan. Maka dari itu penulis haruslah mempunyai niat dan tekad yang kuat, seni dan strategi menulis.

Menulis dapat dipelajari secara otodidak maupun dengan berguru langsung atau secara tak langsung kepada penulis senior yang lebih dulu sukses. Perkembangan tekhnologi komunikasi dan informasi yang memanjakan saat ini tentunya lebih memudahkan lagi untuk belajar dari berbagai sumber.

Adapun kendala utama yang sering menghampiri penulis adalah rasa kecewa dan putus asa ketika karya yang kita kirimkan tidak dimuat oleh redaksi koran atau media elektronik. Jika kita gagal mengatasi kendala ini, maka tamatlah riwayat kita untuk menjadi penulis yang terkenal lewat media massa. Agar mampu bertahan, sikap sabar dan pantang menyerah haruslah dijaga karena setiap harinya ada ratusan orang pesaing yang juga mengirimkan karyanya kepada media tersebut.

Dimulai dari penulis amatir hingga penulis senior berlevel kolumnis yang jadi saingan kita. Maka adalah wajar jika tulisan kita tidak terbit, terlebih kita adalah penulis pemula. Yang harus dilakukan selanjutnya adalah terus menulis, teruslah kirimkan sampai redaktur media tersebut akrab dengan nama kita hingga akhirnya ia kasihan dan menerbitkan tulisan kita.

Untuk mewujudkan cita-cita menjadi penulis terkenal lewat media massa adalah kita harus rajin menulis. Apa saja yang kita pikirkan, kita rasakan, tuangkan lewat tulisan. Tidak usah berpikir tulisan yang kita buat saat itu benar atau tidak, baik atau tidak, yang harus kita lakukan hanyalah teruslah menulis. Setelah ide-ide dan unek-unek kita tuangkan dalam bentuk sebuah tulisan, lalu kita baca lagi tulisan tersebut.

Barulah kita perbaiki kesalahan tata bahasa, susunan, dan diksi yang tepat untuk tulisan tersebut. Teruslah menulis apa saja sampai kita berani dan yakin untuk mengirimkan tulisan tersebut ke redaksi koran atau media elektronik.

Selanjutnya mulailah dengan menulis suatu hal yang tengah menjadi perbincangan publik. Untuk itu rajin-rajinlah membaca berita terbaru dan peka terhadap fenomena hangat yang bila kita jadikan bahan tulisan dengan gagasan menarik akan menjadi bacaan menarik dan solutif terhadap fenomena tersebut. Untuk menumbuhkan gagasan-gagasan baru dalam menulis seorang calon kolumnis (sebutan untuk penulis top di media) harus selalu update berita setiap hari. Dari berita-berita itulah nantinya akan lahir permasalahan-permasalahan untuk dijadikan tulisan dan di sanalah tempat penulis menuangkan ide-idenya.

Akan menjadi sebuah kebanggaan jika ide yang penulis tawarkan tersebut dimuat oleh media lalu dibaca oleh pejabat dan ide tersebut mempengaruhi pola pikir si pejabat dalam mengambil keputusan untuk menyikapi masalah yang diangkat dalam tulisan tersebut. Dari situlah nama kita akan terangkat, dengan seringnya nama, foto, dan tulisan kita terpampang di kolom opini, seringnya tulisan kita dibaca orang, hingga masyarakat menunggu tulisan kita datang sebagai acuan masyarakat maka dari situlah kesuksesan kita sebagai penulis berlevel kolumnis akan kita dapat.

Tak perlu lagi kita susah-susah mengirimkan tulisan mencari media mana yang sekiranya mau menerima tulisan yang kita buat. Jika sudah mencapai level tertinggi sebagai kolumnis terkenal biasanya setiap media akan menungu-nunggu tulisan kita dan kitalah nantinya yang akan selektif dalam memilih media mana yang layak menerbitkan tulisan kita. Perlu diketahui juga tidak hanya popularitas yang kita dapat dari kesuksesan ini. Kepuasan batin dan intelektual juga akan didapat ditambah lagi honor dari dimuatnya tulisan yang biasanya lumayan. Umumnya media seperti koran selalu memberikan honor kepada setiap penulis yang tulisannya dimuat. Dan honor tersebut biasanya bertingkat sesuai kelas media tempat kita mengirimkan tulisan. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per tulisan. Bayangkan jika tulisan kita tiap hari dimuat di media-media yang berbeda.

Maka kunci dari itu semua adalah tekad yang kuat, semangat pantang menyerah dan tak mudah putus asa. Menjadi penulis bisa dikatakan kegiatan yang mulia jika tulisan kita mampu mendidik masyarakat ke arah positif. Dengan begitu kita turut memanfaatkan ilmu sebagai amal yang tak putus dengan memberikan didikan kepada masyarakat melalui tulisan. Menjadi seorang penulis di media massa juga tidak menuntut waktu banyak.

Cukup di sela-sela aktifitas, mengisi waktu luang sembari minum kopi juga bisa dilakukan.




Source: andripriatna.blogspot.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »