Virus HIV penyebab AIDS dipandang sebagai salah satu virus pemberi hukuman mati untuk pengidap nya. Tanggapan itu berkembang luas di masyarakat bukan tanpa sebab, tapi memang karena hingga kini pun dunia kedokteran modern masih belum bisa membuat penyembuhnya meski puluhan tahun sudah dihabiskan untuk riset dan penelitian mengenai virus ini.
Perkembangan orang dengan penyakit ini sedikit berbeda dengan penyakit lain. Penderita tidak akan langsung sakit dan meninggal , tetapi lebih ke ‘ mati’ perlahan. Ini disebabkan karena virus HIV tidak langsung menyerang organ tubuh pengidapnya, melainkan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga membuat penderita nya akan kehilangan sistem antibodi . Akibatnya ? Hanya sebongkah sariawan atau batuk saja bisa berujung kematian.
Stigma- stigma negatif tentang HIV/ AIDS pun bermunculan di tengah masyarakat . Sebagian ada yang benar, sebagian lagi hanyalah mitos. Untuk lebih mengenal virus HIV dan penyakit AIDS ini, berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui sebelum menghakimi seorang ODHA ( Orang Dengan HIV / AIDS) .
Bagaimana seseorang bisa terkena virus HIV ?
Lewat cairan darah -> transfusi darah yang sudah terkena HIV atau jarum suntik yang tidak steril / bekas pakai yang sudah terkena HIV.
Lewat cairan sperma atau vagina -> hubungan seks dengan penetrasi penis ke vagina yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan vagina atau sperma dengan darah (anal ).
Lewat Air Susu Ibu - > apabila seorang ibu dengan HIV positif melahirkan lewat vagina dan menyusui anaknya dengan ASI . Kemungkinan penularan dari ibu ke anak ini berkisar 30% yang artinya ada kemungkinan bayi tidak ikut terkena HIV bawaan dari si ibu .
Bagaimana tahapan orang ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS? Tahap pertama: Periode Jendela
1. HIV masuk ke dalam tubuh dan terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
2. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
3. Tes HIV menunjukkan negatif 4. Umumnya berkisar antara 2 minggu – 6 bulan ( biasanya 3 bulan ).
Tahap kedua: HIV Positif (tanpa gejala )
1. HIV berkembang biak dalam tubuh
2. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
3. Tes HIV sudah dapat menunjukkan hasil positif karena sudah ada antibody terhadap HIV
4. Umumnya tetap tampak sehat selama 5 – 10 tahun , tergantung daya tahan tubuh
Tahap ketiga: HIV Positif ( muncul gejala )
1. Sistem kekebalan tubuh sudah menurun
2. Muncul gejalan infeksi oportunistik , misalnya pembengkakan kelenjar limfa diseluruh tubuh , diare tak berkesudahan, flu , dll
3. Umumnya berlangsung selama lebih dari satu bulan , tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap keempat: AIDS
1. Sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah
2. Berbagai penyakit lain, yang biasanya penyakit remeh pun, terlihat sangat parah
Bagaimana gejala awal yang timbul ketika terkena infeksi HIV pada tahap AIDS?
Pada orang dewasa, tiga tanda utama AIDS adalah:
1. Kehilangan 10 % dari berat badan selama lebih dari satu bulan tanpa sebab
2. Diare lebih dari satu bulan
3. Demam yang berlangsung selama lebih dari satu bulan baik secara terus menerus atau datang dan pergi
Pada orang dewasa, lima tanda minor AIDS adalah:
1. Batuk kering yang tidak kunjung sembuh
2. Kulit gatal diseluruh tubuh
3. Herpes Zoster yang tidak kunjung sembuh
4. Candidiasis, yang putih, dan ruam pada mulut, lidah , atau tenggorokan
5. Pembengkakan kelenjar (di leher , ketiak , atau selangkangan) dengan atau tanpa ada infeksi aktif.
Orang dewasa dapat di diagnosis mengidap AIDS jika memiliki minimal dua tanda utama dan satu tanda minor. Selain itu diagnosis AIDS juga dapat dibuat jika seseorang mengidap kanker kulit (disebut Karposi , biasanya kemerahan, ungu , atau bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan ) atau Kriptokokal Mengitis (infeksi pada otak yang menyebabkan demam, leher kaku , sakit kepala , kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun)
Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV dan AIDS atau tidak adalah dengan pemeriksaan melalui tes darah. Tes darah ini akan mendeteksi apakah ada antibody terhadap virus HIV atau tidak dalam tubuh. Persentase faktor resiko terkena HIV/ AIDS tertinggi adalah hubungan seks beresiko pada kaum heteroseksual 78, 4%, penggunaan jarum suntik tidak steril 14,1 %, penularan dari ibu positif HIV ke anak 4, 1%, dan seks sesama jenis sebesar 2 ,5 %
Patut diingat bahwa virus HIV adalah virus menular yang tidak mudah menular. Penularannya tidak akan terjadi melalui jabat tangan , bersin , memakai peralatan makan yang sama , bahkan hingga berciuman.
Virus HIV memang belum dapat disembuhkan tapi pengobatan dengan ARV (Anti Retroviral ) secara teratur dapat mengendalikan infeksi HIV sehingga membuat ODHA dapat melanjutkan hidup nya dengan lebih produktif seperti orang tanpa HIV.
Bagi ODHA yang memiliki pasangan HIV negatif salah satu (bahkan munkgin satu -satunya) cara untuk tetap dapat melakukan hubungan intim secara aman tanpa menulari pasangannya adalah dengan menggunakan kondom.
Bersamaan dengan Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember mendatang, Durex, salah brand kondom global, bekerja sama dengan PAOGI (Persatuan Anggota Muda Obstetri dan Ginekologi ) FK UI – RSCM meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS.
Hari AIDS sedunia yang juga akan berlangsung saat car free day di Jl . Jend Sudirman Jakarta akan dijadikan puncak acara kampanye dari Durex dan PAOGI, dimana partisipasi dari masyarakat sangat diharapkan karena tiap partisipasi yang didapat akan dikonversi oleh Durex menjadi donasi Rp 10.000,. Total donasi yang didapat akan disumbangkan untuk program -program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS .
Ratanjit Das, GM Reckitt Benckiser Indonesia ( Durex) mengatakan , “ Data mengenai infeksi HIV yang dilaporkan oleh Kemenkes sangat memprihatinkan. Masyarakat saat ini haruslah memiliki pemahaman yang benar, dan mampu melindungi diri mereka dari resiko penyebaran HIV/AIDS . Kemitraan kami dengan PAOGI berada pada jalur yang tepat dan kami berharap dapat membuahkan hasil yang positif. ”
Menurut data Kementrian Kesehatan, ditahun 2012 jumlah infeksi HIV baru pada kelompok usia 15-24 tahun berjumlah 3 .661 kasus . Sedangkan pada semester pertama 2013 (Januari hingga Juni) , sudah terdapat 1. 996 kasus HIV baru dari kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia .
source: lintas.me