Bandung - Bila dihitung dari pelantikannya pada 16 September 2013 lalu, hari ini merupakan 100 hari pertama pasangan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakilnya Oded M Danial memimpin Kota Bandung. Ketua Komisi D Achmad Nugraha memberikan nilai 6 untuk seratus hari pertama Ridwan-Oded.
"Masih enam. Karena banyak hal memang saya kira Pak Wali harus memberikan sesuatu yang kemudian oleh masyarakat dirasakan. Artinya masyarakat melihat bahwa program ini tidak tebang pilih," ujarnya saat ditanya penilaian kinerja Ridwan Kamil-Oded dari angka 1 hingga 10, saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, Selasa (24/12/2013).
Namun diakuinya sudah ada perubahan, meski belum signifkan. Hal yang ia sangat apresiasi adalah karena Ridwan Kamil bisa menerima masukan dan kritikan.
"Salah satu contoh perubahan positif lainnya tentu PKL dalem kaum dan kepatihan. Ini strategi cukup bagus. Saya kira, saya tidak mengatakan tidak bagus. Tentu saya memberikan apresiasi," kata politisi dari fraksi PDIP ini.
Harmonisasi antara eksekutif dan dewan juga menurutnya sudah mulai terbangun. "Sekarang sudah terlihat hubungan walikota dan legislatif cukup bagus," cetusnya. Hal lain yang menurutnya masih luput dari perhatian Ridwan Kamil adalah soal pendidikan dan kesehatan. "Pendidikan dan kesehatan hal yang fundamen," ujarnya.
Di ranah pendidikan, ia menyoroti soal imbauan mengenakan pangsi dan kebaya pada setiap hari Rabu. Meski sebatas imbauan, namun pelaksanaannya di sekolah-sekolah itu menjadi seolah wajib.
"Saya sepakat baju adat itu dipergunakan buat birokrasi, oleh PNS. Tapi kalau dalam konteks ke siswa, ini jadi dimanfaatkan oleh sekolah. Memang bahasanya imbauan, tapi setelah di sekolah jadi paksaan. Bahkan saya banyak temuan di beberapa sekolah SD SMP yang kemudian anak dipaksakan," katanya.
Sementara untuk kesehatan, lanjutnya, hingga kini masih banyak rumah sakit yang menolak pasien miskin karena alasan kamar. "Kalau alasan kamar, harusnya pasien itu dirujuk dan diantar oleh rumah sakit awal ke rumah sakit lain," katanya.