Serunya Bermain Bedil Jepret di Festival Kaulinan Barudak

Ada pemandangan langka ketika mendatangi kawasan Monumen Perjuangan (Monju). Tampak sekelompok anak-anak usia SD dan SMP sedang asik bermain permainan tradisional. Jauh dari permainan moderen seperti play station, atau smartphone.

Ya, pemandangan tersebut terlihat di "Festival Kaulinan Barudak" yang digagas Komunitas Hong, Minggu (8/9/2013). Ini merupakan acara kelima yang diikuti peserta dari 26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Ada sembilan permainan yang dilombakan dalam festival ini. Yakni Jajangkungan, Rorodaan, Bedil jepret, Sumpit, Papancakan, Gasing, Gatrik, Babalonan sarung, dan Sorodot Gaplok.

"Satu tim ada empat atau lima orang. Mereka mencari poin tertinggi dari satu jenis permainan, lalu nanti diakumulasikan," ujar Zaini ditemui di lokasi.

Sebagai bentuk apresiasi, tim yang berhasil mengumpulkan poin terbanyak akan mendapat hadiah berupa uang tunai. "Juara pertamanya Rp 10 juta, kedua Rp 7,5 juta, dan ketiga Rp 5 juta," paparnya.

Halaman Monju (Monumen Perjuangan) dipagari sebagai arena bermain. Dalam arena tersebut ada area-area permainan yang sudah dipersiapkan, yang dibatasi dengan garis kuning serta dijaga oleh salah satu wasit.

Pesertanya juga cukup unik, karena bermain dengan menggunakan pakaian pangsi (pakaian tradisional sunda) dan iket (ikat kepala khas sunda). Permainan ini juga menggunakan peralatan sederhana, seperti bambu, batu, hingga leunca (lalapan berbentuk seperti kelereng) yang digunakan sebagai peluru dalam permainan bedil jepret.

Ekspresi riang menyelimuti wajah para peserta, meskipun cuaca panas, namun tak menyurutkan mereka untuk tetap semangat.

Sambil diiringi musik tradisional, para peserta begitu antusias mengikuti setiap perlombaan yang disajikan. Tak hanya para peserta dari Jabar saja, sekelompok bule yang berasal dari 7 negara di antaranya Bosnia, Bulgaria dan Swiss juga turut serta bermain permainan tradisional yang kini sudah jarang dimainkan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »